27 November 2009

Kesaksian ex Yasindo - Pdt. Salim Yakobus

Kesaksian Pdt. Salim Yakous
GPSK "Terang Hidup"
Semitau - Kalbar


Semua Karena AnugerahNya



Nama saya Sung Salim atau lebih dikenal dengan nama baptis Salim Yakobus. Anak ketiga dari empat saudara. Dari seluruh saudara saya, sayalah yang paling rusak. Saya dilahirkan di daerah Mempawah, Kalimantan Barat, 41 tahun yang silam. Dibesarkan dari keluarga non Kristen, di wilayah Jakarta Utara tepatnya di daerah Mangga Dua yang sekarang menjadi pusat bisnis dan perdagangan.

Ditempat inilah pada bulan November 1989 terjadi perkelahian antar kelompok untuk penguasaan wilayah tersebut, dan dalam peristiwa ini, lawan saya tewas di tempat dan saya sendiri luka parah karena kena sabetan senjata tajam clurit, dibagian belakang tubuh saya. Puji Tuhan saya selamat pada waktu itu. Ketika saya sadar, saya sudah ada dirumah sakit Husada dan banyak polisi mengelilingi saya. Malam itu juga saya dibawa ke rumah sakit Polri, Kramat Jati sesuai prosedur kepolisian dan dari situ saya langsung dibawa untuk ditahan di Polsek, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Setelah mendekam hampir 2 bulan di Polsek Sawah Besar, saya kemudian dipindahkan ke Rutan Salemba untuk segera disidangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Melalui persidangan yang cukup lama, akhirnya saya di vonis 5 tahun penjara.  Dari Rutan Salemba saya dipindahkan lagi ke LP klas I Dewasa Tangerang. Di tempat inilah lewat seorang teman, saya diperkenalkan dengan Tuhan Yesus  Kristus, lalu dibaptis oleh Om Buce (Alm) dari Yayasan Samaritan.  Di dalam LP saya banyak beljar tentang kekeristenan melalui hamba-hamba Tuhan yang melayani di sana, diantaranya adalah: Yayasan Samaritan, YASINDO, YPPII, Apostolos,  Gereja Sahabat Injil dan yang lainnya.

Tanggal 27 Januari 1993 saya mendapat pembebasan bersyarat, kemudian saya bertemu dengan Pak Toni Taniara (Alm), untuk follow Up pertobatan saya.  Kemudian, oleh pak Toni Taniara, saya diperkerjakan di majalah rohani Bahana. Di sini saya bekerja kurang lebih 1 tahun. Setelah keluar dari majalah Bahana saya pergi ke Taiwan untuk bekerja sebagai TKI. Selama 6 bulan di Taiwan saya kemudian kembali ke Jakarta. Karena tidak betah di Jakarta saya pergi berpetualang  ke Australia untuk bekerja di restoran sebagai kitchen hand selama 2 tahun. Kemudian saya ditangkap  oleh pihak Imigrasi Sidney dan dipulangkan  ke Jakarta karena Visa saya sudah kadaluarsa.

Setelah di Jakarta antara 1995-1997, saya kembali hidup dalam dosa, saya mulai mengenal ekstasi, putaw, dan sabu-sabu.  Saya terikat dengan putaw selama 1 tahun, tetapi sungguh besar anugerah Tuhan, karena dalam keadaan “sakaw” Tuhan ingatkan saya kepada Pak Toni (Alm). Esok harinya saya datang ke kantor YASINDO dan menceritakan  semua keadaan saya.  Puji Tuhan Pak Toni masih mau menerima saya kembali.  Akhirnya Mei 1998 sesudah kerusuhan besar di Jakarta, saya di kirim ke KBTC (Ketileng Beble Traning Center), Semarang yang pimpinan Pdt Obaja Rawan. Di sini saya sekolah Alkitab selama 6 bulan.  Setelah selesai dari sekolah KBTC ini, saya  dikirm pelayanan ke daerah Sanggu Ledo, Kalimatan Barat. Namun tahun 2001, saya  kembali ke Jakarta dan beralih profesi menjadi pedangang, dengan  mencoba berdagang di ITC, Mangga Dua. Puji Tuhan Saat itu usaha yang saya rintis cukup berhasil, tetapi akibatnya saya lupa sama Tuhan. Dengan uang ditangan saya kembali jatuh dalam dosa yang sama. Akhirnya usaha yang saya rintis mengalami kebangkrutan. September 2006 saya harus angkat kaki dari ITC Mangga Dua, karena bangkrut. Dalam kegalauan hati, saya kembali terjun dalam bisnis narkoba, bahkan saya sempat mengadaikan surat rumah untuk modal dalam menjual sabu-sabu.

Bulan Mei 2006, saya kembali terlibat keributan dengan Security Grand Butik Center, saya ditangkap Polisi. Puji Tuhan  seorang teman yang mengasihi saya, membebaskan saya dengan jaminan.  Setelah bebas saya langsung ketemu kembali dengan Alm Pak Toni, dan meminta  untuk dikirim pelayanan ke Kalimantan Barat. (karena waktu saya ditahan di kantor Polisi, saya berjanji sama Tuhan apabila bebas saya akan kembali melayani Tuhan).  Juli 2006 oleh Pak Toni saya dikirim ke Semitau yaitu GPSK “Terang Hidup,”  yang digembalakan oleh teman saya, Pdt. Daniel Indardjo sebagai pengerjanya.  Tanggal 8 April 2007 saya menikah  dengan gadis asli  Semitau, dan pada tanggal 12 Januari 2008 lahirlah buah hati kami, Jeremiah Sung En Loi namanya. 

Puji Tuhan, tanggal 14 Juni 2009 saya dipercayakan Tuhan menjadi gembala GPSK “Terang Hidup” Semitau. Kalau saya melihat siapa diri saya, manusia yang penuh dengan kekurangan, maka  saya percaya semua ini karena kasih dan anugerahNya begitu besar kepada saya.  Segala hormat dan kemuliaan hanya bagi Yesus Tuhan.   AMIN.

No comments:

Post a Comment