Pdt. Paulus Djumari
Yasindo Cabang Madiun
“Yang Dulu Biarlah Berlalu Karena Yang Baru Sudah Datang”
Aku dilahirkan sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara di sebuah
Di
Dari teman-teman “gangku”, aku mengenal dan akhirnya terperangkap dalam dunia kejahatan. Satu tahun aku bergabung dengan mereka, kejahatan demi kejahatan terus kami lakukan. Mencuri, merampok, dan membunuh adalah kegiatan kami. Kami melakukannya tanpa memiliki rasa belas kasihan. Setelah berulang kali kami lakukan, akhirnya tertangkaplah aku dan teman-teman oleh pihak berwajib, maka berakhirlah petualanganku di dunia kejahatan. Dengan tiga dakwaan berlapis, aku di vonis hukuman 14 tahun penjara. Aku harus mendekam di balik terali besi jauh dari keluarga. Di situlah aku baru merasakan penyesalan yang sangat dalam tetapi nasi telah menjadi bubur. Setiap hari yang bisa aku lakukan adalah meratapi nasibku.
Meski kedua orang tuaku tidak mengetahui semua yang aku lakukan di
Suatu ketika di buanglah aku ke LAPAS Nusakambangan, dan ditempat itulah akhirnya Tuhan mengulurkan tanganNya melewati secarik kertas yang lusuh dan robek di lantai sebelah kamarku.
Firman Tuhan yang aku dengar setiap ibadah sepertinya tidak mau hilang dari ingatanku. Sebuah kata yang terdapat dalam Firman Tuhan “yang dulu biarlah berlalu karena yang baru sudah datang,’ sangat berkesan bagiku serta memberikan kelegaan bagiku. Akhirnya aku mulai sadar bahwa apa yang telah aku lakukan itu dosa. Saat itu aku semakin percaya, ada rencana Tuhan yang baru dan indah dalam diriku sehingga membuat diriku semakin bertumbuh di dalam Kristus.
Pada tahun 1980 aku di bebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan. Saat itu hatiku berbunga-bunga karena ingin segera menemui seorang hamba Tuhan di
Tahun 1989 aku mulai dilepas untuk bisa mandiri melayani Tuhan di
Disaat itu aku berdoa memohon pimpinan Tuhan untuk apa yang aku hadapi. Tiba-tiba muncullah suatu keberanian di dalam hatiku untuk membawa orang tersebut ke rumah sakit. Pada saat itu aku tidak tahu bagaimana nantinya membayar biaya rumah sakit, karena pada saat itu aku sendiripun tidak memiliki banyak uang. Tapi aku berprinsip, aku harus melakukan perintah Tuhan yang diberikan padaku. Sampai akhirnya melalui pelayanan ku setiap hari selama di Rumah Sakit, orang tersebut menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat di hari-hari terakhirnya.
Setelah beberapa hari ia mengenal Tuhan, berpulanglah ia dengan tenang di tanganku. Saat itu aku berpikir apa yang harus aku lakukan lagi Tuhan? Pada saat aku ingin membawa jenasah untuk pulang dari rumah sakit, tiba-tiba kepala dokter di RSUD mencari aku. Sungguh ajaib melalui dokter itu kuasa Tuhan terjadi, pertolongannya tepat pada waktunya, karena semua biaya rumah sakit telah dibebaskan, bahkan aku mendapatkan sebuah peti mati untuk membawa jenasah tersebut. Semua itu atas pertolongan Tuhan melalui hambanya kepala dokter di RSUD Soedono Madiun.
Pada Tahun 2000, melalui kasih Tuhan Yesus Kristus, aku dipertemukan lagi dengan seorang hamba Tuhan, Alm Bapak Amtoni Taniara, ketua Yasindo Jakarta. Melalui pertemuan ini akhirnya aku bergabung dengan Yasindo, karena aku berpikir bahwa tujuan pelayanan kami sama yaitu ingin nama Tuhan dipermuliakan melalui pelayanan penjara dan mantan narapidana.
Melalui Yasindo aku mendapatkan berkat sarana pelayanan sebuah sepeda motor dari gereja GBI Sangkakala. Dan sampai sekarang aku tetap melayani Tuhan dengan penuh semangat mesti rintangan serta cobaan hidup semakin berat. Inilah kesaksian hidupku. Bantu di dalam doa untuk pelayanan penjara di
No comments:
Post a Comment